yayasan paseban andy utama pemilik arista montana Petani Organik

Pertanian organik bukanlah ide yang baru. Prinsip-prinsipnya telah diterapkan selama ribuan tahun oleh berbagai komunitas di seluruh dunia. 

Pertanian organik adalah sistem pertanian yang menggunakan sumber daya alami dan menghindari penggunaan bahan kimia sintetis dalam praktiknya.

Sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2005 membandingkan pertanian konvensional, pertanian organik berbasis hewan, dan pertanian organik berbasis legum pada Institut Rodale selama 22 tahun. Studi ini mendapati bahwa untuk penanaman jagung dan kedelai cenderung menghasilkan dalam jumlah yang setara di antara ketiganya, tetapi pertanian organik berbasis legum dan berbasis hewan membutuhkan energi fosil yang lebih sedikit secara signifikan. Dan pada pertanian organik, pestisida dan pupuk sintetik tidak digunakan sama sekali.[55][fifty six][fifty seven]

Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto menyatakan bahwa pertanian organik merupakan pertanian masa depan. Oleh karena itu, gaungnya harus terus digalakkan ke petani maupun masyarakat sebagai upaya menjamin produk hortikultura yang berkualitas dan aman konsumsi.

Hal ini menyebabkan para nelayan harus berlayar jauh dari bibir pantai untuk mendapatkan ikan, meningkatkan biaya bagi nelayan.[106] Aliran air permukaan dari lahan pertanian serta kejadian ledakan populasi alga di California merupakan kejadian yang sangat terkait erat.[107]

Berbagai standar organik membutuhkan rotasi tanaman dari tanaman semusim,[23] yang berarti satu jenis tanaman tidak bisa ditumbuhkan di lokasi yang sama tanpa tumbuhan antara yang berbeda jenisnya. Rotasi tanaman secara organik mencakup tanaman penutup yang menekan pertumbuhan gulma dan tanaman dengan siklus hidup yang tidak sama untuk menekan pertumbuhan gulma yang hanya menyerang jenis tanaman tertentu.

Di masa pandemi ini, lanjut Uvan, yang paling dibutuhkan kelompok adalah membantu akses pengembangan pasar dan menjembatani komunikasi bagi 13 kelompok guna ekspansi produk organik ke berbagai wilayah.(PW)

Pertanian organik kini semakin diminati di Indonesia karena kesadaran masyarakat akan pentingnya makanan sehat dan ramah lingkungan.

Dalam subjudul ini, kita akan melihat bagaimana kritik tersebut menjadi salah satu pemicu perkembangan pertanian organik.

Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan tentang pertanian organik, beserta jawabannya yang informatif dan singkat.

“Bertani organik itu kaya manfaat. Semangat pertanian organik perlu dikobarkan dan ditularkan kepada petani lainnya,” imbuhnya.

Kita sudah melakukan berbagai macam kegiatan, diskusi, klik disini pelatihan dan membuat demplot tapi harus diakui ini tidak mudah. Banyak yang awalnya bersemangat namun layu ditengah jalan. Dinamika itu kita alami sampai saat ini namun tentu itu bukan akhir segalanya untuk tetap memberikan harapan kepada petani dampingan kita bahwa pertanian selaras alam salah satu pilihan relevan untuk menjaga bumi, budaya  dan sosial ditegah Desa.

Kehadiran industri yang membongkar perut bumi menjadi potensi ancaman besar bagi petani. Mereka menyadari bahwa pertanian tidak bisa hidup berdampingan dengan penambangan / industri ekstraktif.  Bagaimana kita mau memajukan pertanian kalau lahan juga sudah semakin sedikit untuk bertani, ucap salah seorang warga yang ikut beraudiensi

Ya, pertanian organik bisa dilakukan di skala besar. Dalam beberapa tahun terakhir, pertanian organik skala besar semakin populer dan berkembang di banyak negara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *